9 kemampuan yang perlu dikuasai pesepeda
Shifting / ganti gigi
Irama mengayuh pedal atau cadence yang ideal untuk bersepeda normal adalah sekitar 90 putaran per menit, atau sekitar 1.5 putaran setiap 1 detik. Untuk mencapai frekuensi putaran pedal yang optimal ini, kita harus rajin untuk mengganti gear/gigi/shifter agar sesuai dengan kondisi jalan dan kekuatan kaki.
Lihat ke depan dan baca situasi, shifting ke gigi yang lebih besar sebelum mulai mendaki, atau turunkan gear ratio. Kayuh pedal dengan halus saat menggeser persneling (shifting), bayangkan seperti mengayuh dalam air untuk mendapatkan kayuhan yang halus. Ini akan membuat proses perubahan gear yang lebih cepat dengan lebih sedikit bunyi saat mengganti gigi.
Tips shifting :
Hindari cross chaining (rantai menyilang). Gunakan chainring/sprocket besar atau kecil secara bersamaan di depan dan belakang, cari kombinasi ukuran chainring/sprocket atau nilai gigi yang nyaman untuk menjaga rantai sepeda lebih lurus dari depan ke belakang.
Clipless Pedals
Gunakan tumit bukan jari kaki untuk menarik dan melepaskan pedal ketika menggunakan sepatu sepeda (cleat). Jika kita ingin memasukan dan mengeluarkan dengan kaki kanan terlebih dahulu, gunakan gerakan keluar dengan tumit untuk melepaskan kaki dari pedal. Ketika bersiap untuk berhenti, dengan melepas klip dan membiarkan sepatu bersandar pada pedal atau menjuntai saat mendekati titik berhenti. Untuk menjepit, mulailah mengayuh ke depan dengan menggunakan kaki kiri untuk menggerakkan engkol. Gunakan dan gerakkan tapak kaki untuk menemukan ujung depan pedal kanan dan dorong tumit untuk membuat mengaitkan cleat pada pedal.
Kita dapat melatih gerakan ini di rumput sebagai permulaan, untuk pendaratan yang lebih lembut daripada di aspal atau di persimpangan lampu merah.
Menikung / Cornering
Untuk kekuatan kaki yang lebih efektif, ketika di dalam tikungan ganti gigi ke gigi yang kita butuhkan saat keluar dari tikungan nanti. Rem sebelum belok, bukan selama atau keluar dari tikungan.
Jika memungkinkan, posisikan sepeda di luar kurva jalan (menjauh dari trotoar) saat masuk tikungan, pindah ke bagian dalam kurva jalan (mendekat ke trotoar) di dalam tikungan atau yang biasa disebut apex, dan pindah lagi ke luar kurva jalan setelah keluar dari tikungan.
Tips menikung:
Jika sepeda pada kecepatan yang tinggi pada saat menikung, gunakan berat badan untuk membantu mengendalikan dan mengarahkan sepeda pada saat tikungan. Tumpu berat badan lewat kaki di pedal bagian terluar (posisi di bawah), dan posisikan pertahankan pedal bagian dalam ke atas.Sesuaikan posisi tumpuan pada sat berbelok ke kiri atau ke kanan. Jika belok ke kiri, posisikan pedal kiri yang ke atas, dan pedal kanan sebagai tumpuan berat badan, dan begitu juga sebaliknya.
Tanjakan / Climbing
Ketika mendaki, nikmati pemandangan dan tegakkan kepala, tersenyum dan duduk manis di atas sadel sepeda. Jangan pegang stang/handlebars atau tuas rem terlalu kencang, rileks. Berdiri hanya kalau perlu, karena mengayuh sambil berdiri tidak seefisien mengayuh sambil duduk. Putar pedal, jangan ditumbuk/hentak, untuk melawan kelelahan dan tetap efisien. Jika perlu berdiri, tetap cadence (irama kayuhan pedal) pada sepeda, jangan sampai kehilangan momentum putaran pedal.
Turunan / Descending
Santai dan atur badan agar terbeban pada sadel/dudukan sepeda, pada jalan turunan yang sangat tajam, posisikan badan lebih ke belakang lagi, berdiri sambil menjauh ke belakang dari sadel sepeda jika diperlukan. Lihatlah ke depan, ke ujung jalan, dan berpikir ke depan, mengantisipasi di mana kita akan berada, bukan di mana kita sedang berada. Untuk kontrol maksimal, jaga tangan tetap berada di stang sepeda, untuk mengantisipasi perubahan mendadak. Sepeda lebih mudah untuk terbalik jika ada halangan atau sesuatu yang ditabrak oleh sepeda.
Pengereman
Pada rem yang baik, berikan tekanan yang pelan pada tuas rem, gunakan satu jari atau dua jari saja. Pada perjalanan biasa (bukan pada saat harus mengerem darurat), kontrol kecepatan dengan rem belakang sambil membantu mengarahkan sepeda dengan rem depan; keseimbangan pengereman akan terasa seperti bagian belakang 85 persen dan bagian depan 15 persen.
Kelompok sepeda / Group Riding
Idealnya, kita harus menjaga jarak sepeda sekitar 0.3 sampai 0.5 meter di belakang pesepeda di depan,untuk keuntungan aerodinamis yang optimal. Lihat, amati, dan perhatikan sepeda dan pengendara di depan, sehingga kita dapat mengantisipasi tindakan atau gerakan mereka. Kita bisa melirik ban sepeda mereka sesekali untuk mengukur jarak; waspadai rem belakang mereka untuk mengantisipasi ketika mereka melambat. Kecuali pada saat mendaki, bersepeda dengan tangan pada posisi siap di rem sepeda, dengan jari telunjuk di sekitar bagian depan tuas rem, sehingga kita dapat menjaga kecepatan dengan sigap jika diperlukan.
Yang paling penting, berkomunikasilah dengan orang lain di perjalanan. Pesepeda selalu bersemangat untuk membantu.
Melawan angin
Untuk meminimalkan dorongan angin, pindahlah ke gigi yang lebih kecil (“yang lebih keras”). Jangan mengarahkan sepeda menuju angin dengan tubuh tegak; konsentrasi untuk menggunakan tubuh sebagai penyimbang di atas sepeda. Saat bersepeda dalam kelompok, formasi eselon (bentuk setengah V, seperti formasi sekelompok burung terbang), sangat efisien dalam membagi beban melawan angin. Pastikan untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk memahami apa yang mereka rencanakan dan bagaimana kelompok bergerak.
Lepas Tangan
Bersepeda tanpa tangan atau lepas tangan memungkinkan kita lebih fleksibel untuk minum atau makan di atas sepeda atau sekedar merapikan baju. Sebagai permulaan, kita dapat melatih keahlian ini dengan menggunakan satu tangan saja pada stang secara bergantian (kiri-kanan), sambil menjaga dengan satu atau dua ujung jari pada stang.
Jika ada, ganti speed ke gigi yang lebih kecil untuk mendapatkan putaran kayuhan yang lebih sedikit, atau bahkan coba sambil meluncur (coasting) terlebih dahulu. Ini adalah keterampilan yang membutuhkan waktu dan keseimbangan otak.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat
Irama mengayuh pedal atau cadence yang ideal untuk bersepeda normal adalah sekitar 90 putaran per menit, atau sekitar 1.5 putaran setiap 1 detik. Untuk mencapai frekuensi putaran pedal yang optimal ini, kita harus rajin untuk mengganti gear/gigi/shifter agar sesuai dengan kondisi jalan dan kekuatan kaki.
Lihat ke depan dan baca situasi, shifting ke gigi yang lebih besar sebelum mulai mendaki, atau turunkan gear ratio. Kayuh pedal dengan halus saat menggeser persneling (shifting), bayangkan seperti mengayuh dalam air untuk mendapatkan kayuhan yang halus. Ini akan membuat proses perubahan gear yang lebih cepat dengan lebih sedikit bunyi saat mengganti gigi.
Tips shifting :
Hindari cross chaining (rantai menyilang). Gunakan chainring/sprocket besar atau kecil secara bersamaan di depan dan belakang, cari kombinasi ukuran chainring/sprocket atau nilai gigi yang nyaman untuk menjaga rantai sepeda lebih lurus dari depan ke belakang.
Clipless Pedals
Gunakan tumit bukan jari kaki untuk menarik dan melepaskan pedal ketika menggunakan sepatu sepeda (cleat). Jika kita ingin memasukan dan mengeluarkan dengan kaki kanan terlebih dahulu, gunakan gerakan keluar dengan tumit untuk melepaskan kaki dari pedal. Ketika bersiap untuk berhenti, dengan melepas klip dan membiarkan sepatu bersandar pada pedal atau menjuntai saat mendekati titik berhenti. Untuk menjepit, mulailah mengayuh ke depan dengan menggunakan kaki kiri untuk menggerakkan engkol. Gunakan dan gerakkan tapak kaki untuk menemukan ujung depan pedal kanan dan dorong tumit untuk membuat mengaitkan cleat pada pedal.
Kita dapat melatih gerakan ini di rumput sebagai permulaan, untuk pendaratan yang lebih lembut daripada di aspal atau di persimpangan lampu merah.
Menikung / Cornering
Untuk kekuatan kaki yang lebih efektif, ketika di dalam tikungan ganti gigi ke gigi yang kita butuhkan saat keluar dari tikungan nanti. Rem sebelum belok, bukan selama atau keluar dari tikungan.
Jika memungkinkan, posisikan sepeda di luar kurva jalan (menjauh dari trotoar) saat masuk tikungan, pindah ke bagian dalam kurva jalan (mendekat ke trotoar) di dalam tikungan atau yang biasa disebut apex, dan pindah lagi ke luar kurva jalan setelah keluar dari tikungan.
Tips menikung:
Jika sepeda pada kecepatan yang tinggi pada saat menikung, gunakan berat badan untuk membantu mengendalikan dan mengarahkan sepeda pada saat tikungan. Tumpu berat badan lewat kaki di pedal bagian terluar (posisi di bawah), dan posisikan pertahankan pedal bagian dalam ke atas.Sesuaikan posisi tumpuan pada sat berbelok ke kiri atau ke kanan. Jika belok ke kiri, posisikan pedal kiri yang ke atas, dan pedal kanan sebagai tumpuan berat badan, dan begitu juga sebaliknya.
Tanjakan / Climbing
Ketika mendaki, nikmati pemandangan dan tegakkan kepala, tersenyum dan duduk manis di atas sadel sepeda. Jangan pegang stang/handlebars atau tuas rem terlalu kencang, rileks. Berdiri hanya kalau perlu, karena mengayuh sambil berdiri tidak seefisien mengayuh sambil duduk. Putar pedal, jangan ditumbuk/hentak, untuk melawan kelelahan dan tetap efisien. Jika perlu berdiri, tetap cadence (irama kayuhan pedal) pada sepeda, jangan sampai kehilangan momentum putaran pedal.
Turunan / Descending
Santai dan atur badan agar terbeban pada sadel/dudukan sepeda, pada jalan turunan yang sangat tajam, posisikan badan lebih ke belakang lagi, berdiri sambil menjauh ke belakang dari sadel sepeda jika diperlukan. Lihatlah ke depan, ke ujung jalan, dan berpikir ke depan, mengantisipasi di mana kita akan berada, bukan di mana kita sedang berada. Untuk kontrol maksimal, jaga tangan tetap berada di stang sepeda, untuk mengantisipasi perubahan mendadak. Sepeda lebih mudah untuk terbalik jika ada halangan atau sesuatu yang ditabrak oleh sepeda.
Pengereman
Pada rem yang baik, berikan tekanan yang pelan pada tuas rem, gunakan satu jari atau dua jari saja. Pada perjalanan biasa (bukan pada saat harus mengerem darurat), kontrol kecepatan dengan rem belakang sambil membantu mengarahkan sepeda dengan rem depan; keseimbangan pengereman akan terasa seperti bagian belakang 85 persen dan bagian depan 15 persen.
Kelompok sepeda / Group Riding
Idealnya, kita harus menjaga jarak sepeda sekitar 0.3 sampai 0.5 meter di belakang pesepeda di depan,untuk keuntungan aerodinamis yang optimal. Lihat, amati, dan perhatikan sepeda dan pengendara di depan, sehingga kita dapat mengantisipasi tindakan atau gerakan mereka. Kita bisa melirik ban sepeda mereka sesekali untuk mengukur jarak; waspadai rem belakang mereka untuk mengantisipasi ketika mereka melambat. Kecuali pada saat mendaki, bersepeda dengan tangan pada posisi siap di rem sepeda, dengan jari telunjuk di sekitar bagian depan tuas rem, sehingga kita dapat menjaga kecepatan dengan sigap jika diperlukan.
Yang paling penting, berkomunikasilah dengan orang lain di perjalanan. Pesepeda selalu bersemangat untuk membantu.
Melawan angin
Untuk meminimalkan dorongan angin, pindahlah ke gigi yang lebih kecil (“yang lebih keras”). Jangan mengarahkan sepeda menuju angin dengan tubuh tegak; konsentrasi untuk menggunakan tubuh sebagai penyimbang di atas sepeda. Saat bersepeda dalam kelompok, formasi eselon (bentuk setengah V, seperti formasi sekelompok burung terbang), sangat efisien dalam membagi beban melawan angin. Pastikan untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk memahami apa yang mereka rencanakan dan bagaimana kelompok bergerak.
Lepas Tangan
Bersepeda tanpa tangan atau lepas tangan memungkinkan kita lebih fleksibel untuk minum atau makan di atas sepeda atau sekedar merapikan baju. Sebagai permulaan, kita dapat melatih keahlian ini dengan menggunakan satu tangan saja pada stang secara bergantian (kiri-kanan), sambil menjaga dengan satu atau dua ujung jari pada stang.
Jika ada, ganti speed ke gigi yang lebih kecil untuk mendapatkan putaran kayuhan yang lebih sedikit, atau bahkan coba sambil meluncur (coasting) terlebih dahulu. Ini adalah keterampilan yang membutuhkan waktu dan keseimbangan otak.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat
0 Response to "9 kemampuan yang perlu dikuasai pesepeda"
Posting Komentar